Kerja Kelompok Berasa Kerja Sendiri?

Ada banyak hal yang bisa memicu stress kita.

Buat mahasiswa, stress itu sudah seperti teman. Dia bisa muncul bahkan di saat-saat ketika kita nggak butuh dia (come to think about it, siapa yang butuh stress?)

Misal, terlambat bangun untuk kuliah pagi ketika seharusnya kamu presentasi.

Atau lupa mengerjakan tugas yang harusnya dikumpul dua jam lagi--dalam keadaan listrik mati.

Atau--ini yang paling sering muncul--setiap kali harus melakukan kerja kelompok (atau bahasa kerennya; japok).



Sejak dulu, gue nggak pernah menyukai ide sekolah untuk mendinamikakan murid-muridnya lewat kerja kelompok. Selain juga karena gue canggung dalam bersosialisasi, gue nggak suka ide-ide gue dinodai oleh orang yang secara standar gue "kurang", atau nggak punya pemahaman yang sama dengan gue. Gue benci ketika harus menyerahkan tanggung jawab ke orang lain, dan orang lain itu memberikan hasilnya dalam bentuk yang JAUH BERBEDA DENGAN APA YANG GUE EKSPEKTASIKAN.

Sebenci itu gue dengan kerja kelompok; tapi juga setakut itulah gue untuk menolak ajakan seseorang untuk bergabung dengan kelompoknya--simply karena gue tahu gue nggak akan bisa dapat nilai kalau tidak terlibat.

Jadilah gue memaksakan otak dan jiwa canggung gue untuk banyak "bergerak". Jadi kontributor terbesar dalam tugas-tugas yang dikasih. Jadi orang yang mengarahkan dalam kelompok, walaupun gue nggak nyaman jadi orang yang mendominasi. Sengaja mengorbankan status sosial gue menjadi orang yang "menyebalkan" demi memenuhi target gue sebagai pelajar yang baik.

Tapi yang namanya kerja kelompok, harusnya dikerjakan bukan oleh satu orang aja, kan? Harusnya ada lebih dari satu orang yang membantu menyelesaikan tugas, karena, hei, hasil akhir ini bakal menentukan nilaimu, lho!

(Gue tahu gue jadi terlihat ambisius banget soal nilai, tapi tahan dulu, oke?)

Gue paham kok, kalau masing-masing orang punya kesibukannya masing-masing. Ada yang harus ikut kepanitiaan, organisasi, kerja paruh waktu, mengurus orangtua, tapi ada tugas kuliah di sini yang harus kita selesaikan, dan ... astaga, KERJA KELOMPOK ITU BUKAN JADI ALASAN SUPAYA KAMU LEBIH SANTAI-SANTAI KETIKA KERJA.

Dan parahnya lagi, ketika orang-orang itu mengerjakan tugasnya masing-masing sesuai dengan poin-poin yang sudah disepakati bersama kelompok, mereka kayak, entahlah, terlalu asal-asalan?? Entah EYD berantakan, grammar ngaco, poin-poin yang dijabarkan keliru, bahkan mereka nggak benar-benar melihat apa yang seharusnya digarisbawahi dalam poin tersebut.

Yang ujung-ujungnya, harus gue perbaiki dan gue ketik ulang. Tolong diingat kalau ini kuliah dan bukan sekolah dasar atau sekolah menengah ya, teman-teman. Tolong diingat kalau pekerjaan kalian HARUSNYA lebih berkualitas daripada punya anak SD.

Tapi serius, gue bener-bener nggak paham; kenapa orang-orang yang "pinter", ketika masuk ke dalam kelompok gue, selalu jadi orang-orang yang nggak bisa diandalkan? Kenapa harus GUE lagi yang memutuskan kerjaan apa yang harus dilakukan, menjadwal pengumpulan hasil, dan menyusun draft akhir? KENAPA HARUS GUE YANG NGE-CHAT DULUAN DAN MELAKUKAN PEMBAGIAN TUGAS, karena kalau bukan gue yang mengambil inisiatif, KALIAN NGGAK AKAN NGAPA-NGAPAIN?

Memang nggak semua orang seperti ini, gue tahu. Gue minta maaf juga karena gue sering menunjukkan sikap seperti ini; susah dikontak, misalnya. Ada saat-saat ketika gue capek banget dan merasa nggak stabil secara emosional, sehingga gue tidak muncul sama sekali di group chat.

Tapi kalian tahu apa yang terjadi ketika grup itu gue "tinggalkan"?

Mereka kacau balau. Mereka baru tergesa-gesa mengirim hasil akhir BEBERAPA MENIT SETELAH BATAS PENGUMPULAN BERAKHIR. Dan ketika gue melihat draft akhirnya ... gue nyesel. Atau kesel. Karena harusnya gue terlibat, tapi di sisi lain gue luar biasa marah karena orang-orang di dalam kelompok gue seperti itu.

Jadi untuk kalian yang sangat pasif dalam kerja kelompok, tolong. Anggaplah ini pekerjaan yang harus kamu kerjakan sendiri, dengan porsi yang (biasanya) lebih sedikit. Kerjakan itu dengan sungguh-sungguh tanpa mikir, "Ah, paling nanti dibetulin sama si X.". Tolong bertanggung jawab sama apa yang kamu kerjakan, atau gue nggak akan ragu-ragu untuk TIDAK menuliskan namamu.

Dan serius, gue udah semester lima. Teman-teman gue sudah memasuki semester lima. Kalau kalian masih bekerja dengan mental yang seperti ini; menunda-nunda, pasif dan ngasal ketika mengerjakan tugas ...

I really hope you'd fail your thesis. 

Karena sebaiknya kalian balik ke TK dan kembali belajar menyusun balok.

Gue tahu gue terlihat jahat, tapi gue capek. Sekian. 

Comments