World Book Day

Selamat hari buku sedunia buat yang merayakan.

Sebagai 1 dari banyak orang, gue sangat terobsesi dengan buku. Entah buku novel, kumpulan cerpen, komik, sampai buku pelajaran yang ada ceritanya juga gue baca.

Aktivitas membaca gue nggak terbatas di rumah. Gue bahkan menghabiskan waktu gue di mobil dengan membaca (walaupun ujung-ujungnya gue malah mual karena terlalu lama menunduk).

Kali ini, gue akan me-review salah satu novel yang menjadi favorit gue: Girls in the Dark karya Akiyoshi Rikako. Terus terang aja, novel yang baru-baru ini gue garap juga terinspirasi dari novel Jepang ini. (jangan samakan 'terinspirasi' dengan 'meniru'.)



Mengisahkan soal anggota klub sastra yang mendiskusikan kematian ketua mereka yang terjadi secara misterius pada acara yami-nabe yang dipimpin oleh Sayuri - wakil ketua klub tersebut. Diskusi mereka dilakukan dengan menuliskan karangan yang terkait dengan ketua klub mereka - Shiraishi Itsumi - dan kecurigaan mereka terhadap satu sama lain.

Yang membuat gue jadi tertarik dengan novel ini adalah plot twist yang sangat nggak disangka-sangka oleh pembaca. Akiyoshi Rikako berhasil membuat pembaca menebak-nebak pelaku pembunuhan itu sampai akhir, dan diakhiri dengan sangat tragis pula.

Mungkin buat beberapa orang, buku ini kesannya agak rumit dan berat. Wajar saja, novel ini kesannya sastra banget. Apalagi penulisnya lulusan sastra Jepang. Tapi gue pribadi berpendapat kalau cara penyampaian Akiyoshi-san di novel ini sangat enak dan cocok buat remaja. Sekali lagi, menarik atau tidaknya novel ini cukup relatif.

Karena gue khawatir kesenangan membaca kalian akan terganggu kalau gue menuliskan spoiler di sini, gue rasa sinopsis singkat yang sudah gue tulis cukup untuk membuat kalian penasaran.

Nah, selamat membaca dan provisiat buat para penulis yang sedang berjuang di balik buku-buku mereka!


Comments