"Gue" atau "Aku"?

Seperti halnya anak-anak lain yang punya keinginan menyalurkan ide-ide gila mereka lewat tulisan, gue juga lagi senang-senangnya nulis. Entah nulis status di facebook, nulis cerita, puisi, bahkan nulis secara absurd di blog. Pokoknya nulis aja.

Masalahnya, gue mulai mempertanyakan soal gaya penulisan gue yang... sebenernya nggak terlalu cocok dengan karakter gue yang (kata orang) kalem. Contohnya, dengan penggunaan kata "gue".



Mungkin nggak masalah kalau yang nulis blog ini adalah orang dari daerah metropolitan, yang sehari-harinya menyatakan dirinya sebagai seorang "gue". Masalahnya, gue sendiri adalah orang yang nyasar di tanah Jawa, dan nyaris nggak pernah menggunakan kata "gue-elu" dalam percakapan gaul dengan teman-teman. Adanya ya kalau nggak "Aku-kamu" ya "Aku-kowe". Mencolok abis.

Tapi entah kenapa gue merasa lebih cocok dengan gaya bahasa yang gue pakai sekarang ini. Entah kenapa lebih klop aja rasanya. Toh, Kaesang Pangarep (lihat blog-nya di sini) yang notabene anak Jawa juga memilih menggunakan bahasa gaul bocah metropolitan ketimbang dengan bahasa daerahnya sendiri.

Karena gue nggak mau menyia-nyiakan masa liburan panjang ini, gue memutuskan untuk jadi lebih produktif. Oke, kali ini gue gak asal nulis. Kali ini gue memutuskan buat melakukan hal-hal yang sekiranya berguna bagi nusa dan bangsa.

Yup. Kali ini tulisan gue semakin kacau aja.

Seperti yang udah gue tulis di awal, gue jadi hobi nulis. Berbagai media mulai gue kecengin sebagai wadah gue menyalurkan ide-ide tertulis gue: wattpad, sakuranovel, bahkan gue juga mulai nulis fanfic. Mungkin belum banyak orang yang punya keinginan untuk mengintip tulisan-tulisan gue, tapi yang penting adalah gue udah mencoba berkarya. Perkara ada yang baca atau nggak itu urusan belakangan. Asik.

Mungkin kalau kalian-kalian berminat membaca karya-karya gue yang gak jelas, bisa diintip di:




Comments